Halaman Lain

Senin, 29 September 2025

Ibu-ibu Jam'iyyah Yasin Tahlil RT03 dan RT09 RW02 Medokan Kampung - Medokan Ayu Ziarah ke Makam Wali KH. Abdulloh Muzakkir, Jawa Tengah

Ibu-ibu   Jam'iyyah Yasin Tahlil berperahu menuju Makam KH. Abdulloh Muzakkir.

ROMBONGAN ibu-ibu Jam'iyyah Yasin Tahlil RT03 dan RT09 RW02 Medokan Kampung - Medokan Ayu Ziarah ke Makam Wali KH. Abdulloh Muzakkir, Jawa Tengah, pekan lalu.

Kunjungan 20 September itu melengkapi hukumatan ziarah ke Makam Wali Songo di Surabaya - Sunan Ampel dan dua Wali Songo di Jawa Tengah, Sunan Muria dan Sunan Kalijaga.


Z iarah diluar Wali Songo, yang juga Wali ini adalah ke Makam KH. Abdullah Muzakkir.



WALI DAN WALI SONGO

Wali Songo (Wali Sanga) adalah sebutan khusus untuk Sembilan Wali yang sangat berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-15-16 Masehi. 

Mereka adalah sebuah "dewan" atau jaringan yang memiliki pengaruh sangat luas dan diakui secara historis. Nama-nama mereka sudah tetap dan spesifik.


Sementara Wali (Kekasih Allah) dalam konteks umum, bisa merujuk kepada seorang ulama, kyai, atau orang shaleh yang dihormati dan dianggap memiliki kedekatan dengan Allah.


Gembira terjepit, akhirnya berperahu makam menuju KH. Abdulloh Muzakkir

Banyak sekali kyai dan ulama di Jawa yang dianggap sebagai "wali" dalam pengertian ini, tetapi mereka bukan bagian dari Wali Songo.

KH Abdulloh Muzakkir masuk dalam kategori seorang Wali. 


Beliau adalah seorang ulama/kyai besar yang sangat dihormati.


Perahu suatu saat lagi merapat ke kawasan makam KH. Abdulloh Muzakkir 

KHARISMATIK

KH. Abdulloh Muzakkir adalah seorang ulama kharismatik asal Demak, Jawa Tengah.


Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Mubarok, Desa Bango, Demak.


Makam KH. Abdulloh Muzakkir 

Beliau dikenal luas sebagai seorang ulama yang sangat alim, wara' (sangat hati-hati dalam hal halal-haram), dan memiliki karamah (keistimewaan). 


Banyak orang yang bertabaruk (mencari berkah) dan meminta nasihat kepada beliau.


Beliau terkenal dengan kesederhanaannya yang luar biasa. Bahkan sering kali tidak memiliki uang untuk keperluan pribadinya, karena lebih mengutamakan orang lain.


Karena ketinggian ilmu dan kesalehannya, masyarakat sekitar dan para santri sangat menghormati beliau layaknya seorang “wali” (kekasih Allah).


BERPERAHU

Menuju Makam KH Abdulloh Muzakkir, Kulon (Banyumas) harus menyeberang dengan menggunakan perahu.


Lokasi Makam berada di sebuah pulau kecil di tengah sungai atau balong. Itu masuk wilayah Sokaraja.


Itu detail yang sangat penting yang membedakannya dari makam-makam ulama lain dan menjadi ciri khas yang paling diingat oleh para peziarah.

Disana para peziarah harus menaiki perahu kecil (tersedia dan ditambatkan di dermaga sederhana) untuk melintasi pulau kecil tempat makam berada.


Perjalanan dengan perahu ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit, namun memberikan pengalaman ziarah yang sangat khidmat dan berkesan.


Suasana sekitar yang tenang, dengan suara air dan gemericik dayung, menambah kekhusyukan sebelum sampai ke Makam.


FILSAFAT
Akses yang mengharuskan penggunaan perahu ini meningkatkan nilai spiritual dan filosofis.

Perjalanan bertemu udara dengan perahu bisa dimaknai sebagai metafora dari perjalanan manusia menuju alam akhirat, yang membutuhkan 'perahu' berupa amal ibadah.


Lokasi yang mencerminkan kehidupan ulama yang zuhud, menjauh dari keramaian duniawi untuk fokus beribadah.


Posisi yang mengelilingi udara juga menjadi bentuk 'penjagaan' alamiah terhadap makam ulama besar tersebut, menjadikannya tempat yang terjaga kekhidmatannya.


AWAL KUNJUNGAN
Ziarah ke Makam KH. Abdulloh Muzakkir, sebagai kunjungan terakhir.

Area makam Sunan Ampel

Memasuki kawasan Makam Sunan Ampel

Sebelumnya Ibu-ibu Jam'iyyah Yasin Tahlil mengawali ziarah ke Sunan Ampel (Raden Rahmat) Surabaya.



Dari Surabaya, rombongan bis langsung melaju ke makam Jawa Tengah menuju Sunan Kalijaga (Raden Said).



Ziarah ketiga ke makam Sunan Muria (Raden Umar Said), yang juga putra Sunan Kalijaga.


Persiapan berangkat


Ketua RT09 Henry Eka Wardhana mengantarkan nyonya sebagai salah satu anggota rombongan

Rombongan Berangkat dari Surabaya selepas Isya. Tiba kembali sesampai Medokan Ayu, tengah malam. .


(Imani Medokan Ayu)



_________
HALAMAN LAIN   klik   👇